JENIS JENIS KAYU JATI
A.
Jati
Unggul
Jati
unggul merupakan hasil kloning dari induk berupa pohon jati plus
atau jati elit. Pohon jati plus atau elit ini adalah tegakan-tegakan jati yang
memiliki keunggulan-keunggulan, seperti pertumbuhan yang cepat, batang bebas
yang relative tinggi, dan tingkat kelurusan batang yang lebih baik dibandingkan
dengan pohon jati yang tumbuh disekitarnya. Pohon-pohon jati plus atau elit
yang digunakan sebagai bibit yang dikloning untuk menghasilkan jati unggul ini
merupakan hasil seleksi Perum Perhutani sejak tahun 1982, di Cepu, Jawa Timur.
Dalam sejarahnya, jati plus atau elit yang menjadi cikal bakal jati unggul berasal dari 300 pohon plus yang diseleksi sebagai upaya peningkatan mutu genetic oleh Perum Perhutani yang kemudian ditanam sebagai bank klon dan benih klonal. Hasilnya kemudian dijadikan sebagai sumber bibit melalui pembiakan vegetative mikro (kultur jaringan) atau tissue culture.
B.
Jati Super
Jati
super merupakan jati hasil kultur jaringan yang berasal dari kebun jati di
Malaysia. Meskipun demikian, menurut Siahaan (2001) asal klon jati super adalah
dari Thailand. Biji-biji dari ratusan pohon jati yang didatangkan dari berbagai
Negara, seperti Thailand, Indonesia, India, afrika ditanam dilokasi seluas 440
ha. Dari 440 ha jati ini kemudian ditemukan 33 pohon yang pertumbuhannya luar
biasa cepat jika dibandingkan dengan pohon lainnya.
Dalam
jangka waktu 15 tahun, 33 pohon jati tersebut garis tengahnya sudah mencapai
35-40 cm, tinggi 20 meter, dab percabangannya diatas 6 meter. Dengan demikian,
33 pohon ini dijadikan sebagai pohon jati induk untuk menghasilkan bibit jati
unggul melalui tekhnik cloning dengan nama jati super. Menurut Anton (2000),
keunggulan jati super dibandingkan dengan jati biasa dari jenis jati Jawa yang
berasal dari biji sebagai berikut.
1. Pertumbuhan tanaman lebih seragam (99%) sedangakan jati asal bibit dari biji hanya 20%.
2. Kesehatan bibit terjamin
3. Tingkat pertumbuhan per tahun lebih cepat
4. Bentuk batang lebih lurus dan percabangan sedikit.
5. Biaya perawatan lebih rendah dan perawatan lebih sederhana.
6. Bibit bebas dari kontaminasi HPT(hama dan penyakit tanaman)
7. Suplai bibit terjamin secara kontinu
C.
Jati Emas
Jati
emas merupakan bibit unggul hasil teknologi kultur jaringan dengan induk
tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. Jati emas ini sudah sejak tahun 1980
di tanam secara luas di Myanmar dan Thailand. Sementara itu, penanaman jati
emas di Malaysia secara meluas dilakukan pada tahun 1990 dan di Indonesia
dimulai pada tahun 1996 dengan penanaman jati emas hingga 1 juta pohon didaerah
indramayu, Jawa Barat. Untuk perbandingan, tanaman jati emas berumur 5-7 tahun
sudah mempunyai batang denagn diameter 27 cm dan tinggi pohon sekitar 16 meter.
Pada umur yang sama, jati bias (konvensional), diameter batangnya baru sekitar
3,5 cm dan tinggi pohonnya sekitar 4 m. dalam tabel berikut ini ditampilkan
perkiraan hasil panen kayu jati emas.
D.
Jati
Biotropika
Jati
biotropika merupakan jati hasil produksi bersama antara Seameo Biotrop dan PT
PPA Agricola. Eksplan jati biotropika untuk pertama kalinya berasal dari tunas
mikro steril dari jati unggul (genjah/fast growing) milik Seameo Biotrop yang diberi
merek dagang jati emas. Jadi, jati emas dan jati biotropika sebenarnya berasal
dari satu klon yang sama, yang membedakkan merek dagangnya saja. Munculnya jati
biotropika lebih disebabkan permintaan pasar yang begitu besar terhadap bibit
jati luhur kultur jaringan, sehingga ceruk pasar yang ada tersebut dimanfaatkan
oleh produsen jati biotropika.
Pertambahan diameter jati biotropika minimum 2 cm per tahun,, sehingga sudah dapat dipenen saat berumur 15-20 tahun. Jati biotropika bisa digunakan untuk pigura, kusen pintu dan jendela, dan furniture yang berukuran kecil. Berikut ini perbandingan laju pertumbuhan jati biotropika dengan jati konvensional.
Pertambahan diameter jati biotropika minimum 2 cm per tahun,, sehingga sudah dapat dipenen saat berumur 15-20 tahun. Jati biotropika bisa digunakan untuk pigura, kusen pintu dan jendela, dan furniture yang berukuran kecil. Berikut ini perbandingan laju pertumbuhan jati biotropika dengan jati konvensional.
Untuk
lebih jelas perkiraan hasil panen dari pohon jati
unggul, jati emas, jati super, dan jati biotropika ini
Anda bisa membaca lebih lanjut pada sumber buku di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar